Samarinda, denganews.com – Sebagai bagian dari upaya melestarikan bahasa daerah, Kantor Bahasa Provinsi Kalimantan Timur melaksanakan acara “Kemah Cerpen” sukses digelar di salah satu hotel ternama di Samarinda pada 13-14 November 2024. Mengusung semangat kreativitas dan literasi, kegiatan ini melibatkan siswa SD dan SMP dengan fokus pada penulisan cerpen dalam tiga bahasa daerah: Kutai, Paser, dan Kenyah.
Menurut Ketua Panitia, Yudianti Herawati, Kemah Cerpen memiliki konsep unik dibandingkan lomba lainnya.
“Kemah cerpen bukan sekadar lomba. Peserta diarahkan oleh narasumber berkompeten untuk menulis cerpen sesuai bahasa daerah mereka. Hasil karya akan dinilai oleh juri, dan hanya ada satu pemenang terbaik dari masing-masing bahasa,” jelasnya.
Lebih lanjut, Yudianti menambahkan, untuk Kemah Cerpen ini merupakan rangkaian Festival Tunas Bahasa Ibu (FTBI), namun berbeda. Mereka harus mempersiapkan diri untuk menulis cerpen sejak awal. Kreativitas ini adalah bagian dari kegiatan mereka di sekolah, tetapi kali ini kami kumpulkan dalam satu tempat yang disebut kemah.
“Biasanya orang berasumsi bahwa kemah dilakukan di luar ruangan, tetapi kali ini kami mengadakannya di dalam ruang yang telah kami fasilitasi,” jelasnya.
Seluruh Peserta dibimbing oleh narasumber sesuai tiga bahasa tersebut, yaitu Melayu Kutai, Paser, dan Kenyah. Setelah diberi arahan, anak-anak dilatih untuk menulis cerpen sesuai bahasa daerah masing-masing.
“Karya mereka akan dinilai oleh kurator, atau juri, yang hanya akan memilih satu pemenang terbaik dari setiap bahasa.” terangnya.
Berbeda dari FTBI yang memiliki beberapa kategori juara, Kemah Cerpen hanya menetapkan satu pemenang terbaik untuk setiap bahasa. Nantinya, pemenang dari Kemah Cerpen bersama pemenang FTBI tingkat SD dan SMP akan diikutsertakan dalam kompetisi tingkat nasional.
“Selain itu, karya terbaik dari Kemah Cerpen akan dibukukan dalam bentuk antologi cerpen, sehingga dapat digunakan sebagai bahan ajar di sekolah, khususnya dalam pelajaran sastra bahasa Indonesia,” ucapnya.
Kemah Cerpen kali ini diikuti oleh 21 peserta dengan dukungan narasumber ahli dari Universitas Mulawarman (Unmul) dan Lembaga Adat Dayak Kenyah. Salah satu pemenang, Siti Yulia Zahra, siswa SMPN 2 Tanah Gerogot, meraih penghargaan sebagai penulis cerpen terbaik untuk kategori bahasa Paser.
“Saya senang sekali bisa meraih juara. Walaupun awalnya terasa sulit, menulis adalah hobi saya sejak SD,” ungkapnya.
Acara ini turut dihadiri oleh tokoh-tokoh penting seperti Prof. Dr. Drs. Mohammad Bahzar, M.Si., Nuh Lenjau, M.Pd., dan Tri Indrahastuti, S.Sn., M.Sn., yang mendukung penuh keberlanjutan kegiatan ini.
Kemah Cerpen membuktikan bahwa kreativitas anak-anak dapat menjadi ujung tombak dalam menjaga dan melestarikan warisan budaya daerah. Kegiatan ini diharapkan menjadi inspirasi bagi daerah lain untuk mengadakan program serupa demi memperkuat identitas budaya bangsa. Karya-karya dari kegiatan ini juga akan menjadi bagian penting dari pembelajaran sastra di sekolah, mendukung keberagaman budaya melalui pendidikan. (M@n)